Senin, 29 Oktober 2012

Naskah Pidato Tentang Bahaya Narkoba







Assalamu’alaikum Wr Wb
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Narkoba.


Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.


Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah.


Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar, melakukan razia dadakan.


Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolahh telah paham betul program
-program disekolah untuk pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan terkuak juga

Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.


Wassalamu’alaikum WrW

Minggu, 28 Oktober 2012

Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan PMII




Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).

Latar belakang pembentukan PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:
  1. Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
  2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
  3. Pisahnya NU dari Masyumi.
  4. Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
  5. Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Organisasi-organisasi pendahulu

Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.

Konferensi Besar IPNU

Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
  1. A. Khalid Mawardi (Jakarta)
  2. M. Said Budairy (Jakarta)
  3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
  4. Makmun Syukri (Bandung)
  5. Hilman (Bandung)
  6. Ismail Makki (Yogyakarta)
  7. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
  8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
  9. Laily Mansyur (Surakarta)
  10. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
  11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
  12. M. Kholid Narbuko (Malang)
  13. Ahmad Hussein (Makassar)
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham Kholid.

Deklarasi

Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah.

Independensi PMII

Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan.

Makna Filosofis

Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Idealisme Dan Realistis harus Seimbang

Saya sering mendengarkan orang mengatakan hal-hal negatif mengenai orang yang punya idealisme tertentu. Entah itu mulai dari sindiran hingga secara terang-terangan telah banyak ditujukkan kepada orang-orang yang mempunyai kesetiaan tertentu terhadap ide yang mereka yakini benar.

Orang-orang Indonesia, terutama sekali masyarakat perkotaan, menganggap bahwa idealisme adalah suatu konsep yang harus ditinggalkan jauh-jauh dalam menjalankan hidup agar mendapatkan hidup yang baik. Benarkah itu? Sebelum menilai hal tersebut benar atau salah, ada baiknya saya sedikit jelaskan apa itu idealisme dan realism, beserta apa saja yang termasuk ke dalam kategori idealisme dan realism tersebut.



Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Idealisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide ataupun cara berpikir.

Pengaruh idealisme tidak hanya terbatas pada tingkat individu, tapi juga hingga ke tingkat negara. Nilai-nilai idealisme yang mempengaruhi individu contohnya adalah keyakinan mengenai pola hidup, nilai-nilai kebenaran, gaya mengasuh anak, karir dan lain sebagainya. Sedangkan idealisme pada tingkatan negara adalah seperti Ideologi Pancasila, komunisme, liberalism dan masih banyak lagi.

Sedangkan realisme adalah suatu sikap/pola pikir yang mengikuti arus. Individu yang realistis cenderung bersikap mengikuti lingkungannya dengan mengabaikan beberapa/semua nilai kebenaran yang dia yakini. Sama dengan idealisme, realisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa dan pikiran seseorang.
Realisme-pun tidak hanya terbatas pada individu, tapi juga pada level-level diatasnya hingga ke tingkat negara. Nilai-nilai realisme yang mempengaruhi individu pada umumnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan materi. Namun tidak tertutup kemungkinan juga pada hal-hal lain seperti budaya politik, norma reliji (sistem kepercayaan) dan banyak hal-hal lainnya.
Seperti yang telah saya tuliskan di atas bahwa batasan tulisan ini hanya untuk menjawab pernyataan kaum realis yang menganggap bahwa idealisme adalah sampah kehidupan. Untuk menyederhanakan tulisan ini agar mudah ditangkap oleh semua orang, saya akan menggunakan pendekatan perbandingan saja.
Idealisme pada dasarnya adalah perubahan, terlepas dari apakah perubahan itu baik atau buruk. Sebagai contoh idealisme positif, ingat ketika Martin Luther menentang gereja Katolik Eropa? Banyak orang ketika itu mencemoohnya sebagai orang yang idealis dengan menafikkan kenyataan-kenyataan di lapangan dan keamanan hidupnya sendiri. Namun dengan kekuatan idealisme yang luar biasa akhirnya Martin Luther mampu melahirkan gerakan reformasi (pada masa itu) dan tetap bertahan hingga hari ini.
Untuk contoh buruknya, lihat idealisme yang dilakukan oleh Adolf Hitler. Dengan keyakinannya atas buruknya kaum Yahudi dan Komunisme, dia bisa menjadi penguasa Eropa dan membinasakan kaum Yahudi dan Komunis. Padahal ketika zamannya ketika itu, korporasi Yahudi dan dominasi politik komunis begitu kental dilingkungannya sehingga pada awal-awal perjuangannya Hitler justru lebih banyak mendapat hinaan dan cemooh ketimbang dukungan. Tentu saja contoh buruk ini jangan ditiru karena justru merupakan kemunduran dalam peradaban manusia.
Sebutlah semua pemimpin besar dunia: Mahatma Gandhi, Mother Teressa, Aung an su kyi, Che Guevara, Soekarno, Julius Caesar, Socrates dan masih banyak pemimpin besar dunia lainnya yang penuh dengan idealisme-idealismenya walaupun kadang hal itu menjadi faktor utama berakhirnya hidup mereka.
Socrates contohnya: dia bersikukuh bahwa pemerintahan demokrasi Athena pada kala itu adalah pemerintah yang busuk dan korup. Walaupun banyak kerabatnya dan murid-muridnya yang membujuknya agar tidak terlalu idealis dengan keyakinannya karena akan membahayakan nyawanya, dia tetap saja lantang menentang demokrasi Athena. Walhasil, senat Athena memerintahkannya menenggak racun sebagai bentuk hukuman mati atas penghinaannya kepada senat, dan matilah Socrates dalam memperjuangkan idealismenya.
Selanjutnya adalah Soekarno. Pada masa mudanya, Soekarno sudah terbiasa diperlihatkan pemandangan betapa anak negeri ini (kaum pribumi) diperbudak oleh penjajah Belanda. Lingkungannya pun (lingkungan terpelajar dan priyayi) sudah menganggap bahwa hal itu adalah biasa. Lalu ketika dia beranjak dewasa, dia menyadari bahwa ini semua salah dan dia mulai merawan arus “realistik” penjajahan, dan mulai mengkampanyekan idealisme kebebasan (kemerdekaan) bangsa Indonesia.

Sebutlah semua orang atau pemimpin besar di bumi ini, maka orang tersebut pada awalnya selalu mempunyai idealismenya sendiri yang pada akhirnya menghantarkannya kepada kesuksesan. Atau mungkin jika ingin menggunakan pembuktian terbalik: coba anda carilah pemimpin atau orang besar dunia yang tidak punya idealisme, itupun kalau anda bisa menemukannya.
Idealisme adalah sumber perubahan. Perubahan terjadi karena tidak adanya kepuasan terhadap kondisi terkini, perubahan terjadi karena ada “kesalahan” atas suatu hal, perubahan dapat dilakukan hanya bila ada keberanian, dan keberanian untuk melakukan perubahan merupakan implementasi nyata dari idealisme.
Namun perlu diperhatikan juga bahwa idealisme tidak bisa berdiri sendiri. Idealisme juga memerlukan realisme. Idealisme dan sikap realistik bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi satu sama lain secara absolut. Tanpa adanya sikap realistik, idealisme hanya akan menjadi angan-angan utopis: bagaikan mimpi di siang bolong. Sikap idealis tanpa sifat realistis hanya akan menjadi bunga tidur dalam kehidupan yang tidak lebih baik dari khayalan orang sakit jiwa.
Perlu ada keseimbangan koheren antara sifat idealisme dan realistis agar menjadi manusia seutuhnya. Sikap realistis diperlukan untuk memahami dan menginsyafi kondisi riil di lapangan. Sedangkan sikap idealis diperlukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kekurangan yang terjadi dalam realita. Tidak mungkin seorang manusia hanya mengikuti arus (realistis) selama-lamanya, atau hidup akan menjadi statis. Tidak mungkin juga seorang manusia hanya mengutamakan idealismenya semata dengan mengacuhkan realita kalau tidak ingin dikatakan seorang pemimpi.
Jadi pada kenyataannya, sikap idealis dan realis bukanlah suatu hal yang saling berkontradiktif. Justru sebaliknya, kedua hal itu harus selaras berjalan dalam pikiran dan sikap kita agar hidup selalu mengalami progresifitas. Keseimbangan antara idealisme dan realism dapat menghasilkan output yang tentunya lebih baik daripada hanya condong ke satu sisi saja.

Memperingati Hari Penting Daftar Hari-Hari Penting Di indonesia

Berikut adalah tanggal dari peringatan hari-hari penting/hari bersejarah ,hari libur nasional,hari Raya  yang ada dan di Peringati di Indonesia Selama satu tahun
kemerdekaan Indonesia 17-agustus-1945




Bulan - Januari

* 1 Januari: Tahun baru Masehi
* 1 Januari: Hari Perdamaian Dunia
* 5 Januari: Hari Korps Wanita Angkatan Laut
* 15 Januari: Hari Peristiwa Laut dan Samudera
* 25 Januari: Hari Gizi dan Makanan
* 25 Januari: Hari Kusta Internasional

Februari

* 5 Februari: Hari Peristiwa Kapal Tujuh
* 9 Februari: Hari Kavaleri
* 14 Februari: Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA)
* 20 Februari: Hari Pekerja Nasional[rujukan?]
* 22 Februari: Hari Istiqlal
* 28 Februari: Hari Gizi Nasional Indonesia

Maret

* 1 Maret : Hari Kehakiman Nasional
* 1 Maret : Hari Peringatan Serangan Umum di Yogyakarta
* 6 Maret : Hari Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
* 8 Maret : Hari Wanita/Perempuan Internasional
* 9 Maret : Hari Musik Nasional
* 10 Maret : Hari Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi)
* 11 Maret : Hari Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
* 21 Maret : Hari Sindrom Down[rujukan?]
* 22 Maret : Hari air sedunia[rujukan?]
* 23 Maret : Hari Meteorologi Sedunia
* 24 Maret : Hari Peringatan Bandung Lautan Api
* 27 Maret : Hari Klub Wanita Internasional (bahasa Inggris: Women International Club Day - WIC)
* 29 Maret : Hari Filateli Indonesia
* 30 Maret : Hari Film Nasional

April

* 1 April : Hari Bank Dunia
* 6 April : Hari Nelayan Nasional
* 7 April : Hari Kesehatan Internasional
* 9 April : Hari Penerbangan Nasional
* 9 April : Hari TNI Angkatan Udara
* 15 April : Hari Zeni (?)
* 16 April : Hari Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
* 18 April : Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika
* 19 April : Hari Pertahanan Sipil (Hansip)
* 21 April : Hari Kartini
* 22 April : Hari Bumi
* 23 April : Hari Buku
* 24 April : Hari Angkutan Nasional
* 24 April : Hari Solidaritas Asia-Afrika
* 27 April : Hari Permasyarakatan Indonesia

Mei

* 1 Mei : Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
* 1 Mei : Hari Buruh Sedunia
* 2 Mei : Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)
* 3 Mei : Hari Surya
* 5 Mei : Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
* 8 Mei : Hari lahir Henry Dunant - bapak Palang Merah Sedunia
* 11 Mei : Hari POM - TNI (?)
* 15 Mei : Hari Korps Resimen Mahadjaya/ Jayakarta (Menwa Jayakarta)
* 17 Mei : Hari Buku Nasional
* 19 Mei : Hari Korps Cacat Veteran Indonesia
* 20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas (sejak tahun 1908)
* 21 Mei : Hari Peringatan Reformasi
* 29 Mei : Hari Keluarga
* 31 Mei : Hari Anti Tembakau Internasional


Juni

* 1 Juni : Hari Lahir Pancasila
* 1 Juni : Hari Anak-anak Sedunia
* 3 Juni : Hari Pasar Modal Indonesia
* 5 Juni : Hari Lingkungan Hidup Sedunia
* 15 Juni: Hari Demam berdarah Dengue ASEAN[1]
* 17 Juni : Hari Dermaga
* 29 Juni : Hari Skateboad Sedunia
* 22 Juni : Hari Ulang Tahun Kota Jakarta (sejak tahun 1507)
* 24 Juni : Hari Bidan Nasional
* 26 Juni : Hari Anti Narkoba Sedunia
* 29 Juni : Hari Keluarga Berencana Nasional
* 29 Juni : Hari Keluarga

Juli

* 1 Juli : Hari Bhayangkara
* 1 Juli : Hari Anak-Anak Indonesia
* 1 Juli : Hari Buah
* 5 Juli : Hari Bank Indonesia
* 9 Juli : Hari Satelit Palapa
* 12 Juli : Hari Koperasi
* 15 Juli : Hari PT. Askes (Persero)
* 22 Juli : Hari Kejaksaan
* 23 Juli : Hari Anak Nasional
* 23 Juli : Hari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
* 29 Juli : Hari Bhakti TNI Angkatan Udara
* 31 Juli : Hari Lahir Korps Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati

Agustus

* 5 Agustus : Hari Dharma Wanita Nasional
* 8 Agustus : Hari Ulang Tahun ASEAN
* 10 Agustus : Hari Veteran Nasional
* 12 Agustus : Hari Wanita TNI Angkatan Udara (Wara)
* 13 Agustus : Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api
* 14 Agustus : Hari Pramuka
* 17 Agustus : Proklamasi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (sejak tahun 1945)
* 18 Agustus : Hari Konstitusi Republik Indonesia (sejak tahun 1945)
* 19 Agustus : Hari Departemen Luar Negeri Indonesia
* 21 Agustus : Hari Maritim Nasional

September

* 1 September : Hari Polisi Wanita (Polwan)
* 8 September : Hari Aksara
* 8 September : Hari Pamong Praja
* 9 September : Hari Olahraga Nasional
* 11 September : Hari Radio Republik Indonesia (RRI)
* 17 September : Hari Perhubungan Nasional
* 24 September : Hari Tani
* 26 September : Hari Statistik
* 27 September : Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)
* 28 September : Hari Kereta Api
* 29 September : Hari Sarjana Nasional
* 30 September : Hari Peringatan Gerakan 30 September 1965

Oktober

* 1 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila
* 2 Oktober : Hari Batik
* 2 Oktober : Susu Nasional
* 3 Oktober : Hari Arsitektur Dunia-World Architecture Day UIA
* 5 Oktober : Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
* 8 Oktober : Hari Tata Raung Nasioanl
* 9 Oktober : Hari Surat Menyurat Internasional
* 10 Oktober : Hari Kesehatan Jiwa
* 15 Oktober : Hari Hak Asasi Binatang
* 16 Oktober : Hari Parlemen Indonesia
* 16 Oktober : Hari Pangan Sedunia
* 24 Oktober : Hari Dokter Nasional
* 24 Oktober : Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
* 27 Oktober : Hari Penerbangan Nasional
* 27 Oktober : Hari Listrik Nasional
* 27 Oktober : Hari Blogger Nasional
* 28 Oktober : Hari Sumpah Pemuda
* 29 Oktober : Hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)
* 30 Oktober : Hari Keuangan

November

* 3 November : Hari Kerohanian
* 10 November : Hari Pahlawan
* 10 November : Hari Ganefo
* 12 November : Hari Kesehatan Nasional
* 14 November : Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
* 14 November : Hari Diabetes Sedunia
* 21 November : Hari Pohon
* 22 November : Hari Perhubungan Darat
* 25 November : Hari Guru

Desember

* 1 Desember : Hari AIDS Sedunia
* 4 Desember : Hari Artileri
* 3 Desember : Hari Cacat
* 9 Desember : Hari Armada
* 10 Desember : Hari Hak Asasi Manusia
* 12 Desember : Hari Transmigrasi
* 13 Desember : Hari Kesatuan Nasional
* 15 Desember : Hari Infanteri[rujukan?]
* 19 Desember : Hari Bela Negara
* 22 Desember : Hari Ibu
* 22 Desember : Hari Sosial
* 22 Desember : Hari Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD)

3 Macam Mahasiswa Aktivis Hedois Akademis



Orientasi hidup mahasiswa zaman sekarang sudah berubah drastis, tak lagi kritis, idealis apalagi ‘tuk jadi aktivis. Diganti dengan sikap materialistis, apatis dan individualistis. Entah siapa yang salah realita tersebut berkembang dizaman yang membutuhkan figur-figur baru untuk merubah dan meneruskan eksistensi bangsa.
Di kampus ada 3 kategori sifat mahasiswa, Pertama akademisi, Kedua Organisatoris, dan Ketiga hedonis.

Dari ketiga sifat tersebut yang menurut saya paling merugikan adalah hedonis, Karena sifat tersebut istilahnya adalah hanya kuliah pulang-kuliah pulang tak memikirkan betapa beruntungnya mereka yang bisa melanjutkan kuliah dan merasakan pendidikan yang tinggi tapi hanya diisi dengan foya-foya serta tak peduli dengan pendidikan.

Sifat akademisi adalah mereka yang melulu berkutat pada pendidikan dan bagaimana caranya meningkatkan skill serta nilai, mereka yang bersifat seperti ini biasanya selalu belajar dan belajar juga sifat ini membantu mahasiswa yang menyelesaikan studinya lebih cepat dari sifat-sifat lainnya. Sifat ini berguna ketika melamar pekerjaan karena mempunyai indeks prestasi yang tinggi, tapi hanya sebatas sebagai daya tarik saja untuk mendapatkan waktu interview.

Sedangkan organisatoris adalah mereka yang senang akan memanage diri sendiri ataupun orang lain dan sifat ini menurut saya lebih baik dari hedonis.
Organisatoris tak melulu hanya berorganisasi dan mengenyampingkan studi, tapi lebih dari itu berorganisasi sangat memikirkan bagaimana anggotanya dapat berkembang baik dalam dunia pendidikan ataupun pemerintahan. Berorganisasi baik itu ekstra atau intra akan bermanfaat nanti ketika mereka yang bersifat ini telah menyelesaikan studinya, dan akan terlihat bagaimana nanti mereka yang organisatoris mana yang tidak bekerja dalam satu tim.
Dari ketiga sifat diatas jikalau digabungkan antara akademis dan organisatoris dan sama-sama dijalankan dengan optimal saya jamin mereka akan menjadi calon-calon penerus bangsa yang berkepribadian baik, mempunyai skill dibidangnya, rasa social yang tinggi dan yang lebih penting lagi mempunyai pemikiran-pemikiran yang revolusioner dan berguna

LIVING STUDENT Aktivis Mahasiswa Yang Ideal



“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.” Begitu salah satu kutipan dalam sebuah poster film berjudul Gie yang diperankan oleh Nicholas Saputra. Gie, yang dimaksud dalam film ini adalah Soe Hok Gie, seorang mahasiswa idealis yang tulisan-tulisan kritisnya biasa dimuat di Kompas. Catatan Seorang Demonstran, yang berisi catatan harian Gie turut berpengaruh sampai sekarang—setidaknya di kalangan aktivis gerakan mahasiswa.

Kiprah mahasiswa sejak lama sudah ada. Dari luar negeri ada Perhimpunan Indonesia. Di dalam negeri ada kelompok Budi Utomo. Dalam perkembangannya, berbagai elemen berdiri (baik yang nasionalis atau berbasiskan agama). Pada Reformasi 98, gerakan mahasiswa menemukan momentumnya lagi (pasca 1966) untuk berkonsolidasi. Kekuasaan Orde Baru diruntuhkan yang dimotori oleh gerakan mahasiswa dengan berbagai elemen rakyat. Namun pasca Reformasi, tampaknya mahasiswa menjadi “kehilangan arah” hingga saat ini. Pada akhirnya, gerakan mahasiswa lebih berfokus pada isu-isu lokal kampus atau daerahnya.
Bagaimana gambaran ideal seorang aktivis mahasiswa? Dulu performa mahasiswa digambarkan sebagai berikut: buku, pesta, dan cinta. Seorang aktivis digambarkan sebagai mahasiswa yang suka membaca buku, mendiskusikan, atau bahkan mengkritiknya.  Begitu juga pesta tidak ketinggalan. Cinta juga begitu. Seorang aktivis tidak lengkap saat itu kalau tidak bergelut dengan dunia buku, pesta, dan cinta. Namun, sejenak kita berpikir: apakah itu gambaran ideal seorang aktivis? Rasanya tidak juga. Lantas, bagaimana gambaran idealnya?
Setidaknya, mahasiswa ideal saat ini tidak bisa kita pisahkan dengan tiga hal, yaitu buku, berorganisasi dan kemandirian. Ketiga hal ini memiliki pengaruh yang besar bagi seorang mahasiswa. Mereka yang rajin membaca, pastinya akan tercerahkan pemikirannya, dan logis. Mereka yang berorganisasi juga akan terbangun jiwa kepemimpinannya, begitu juga relasinya akan bertambah banyak. Dan, mereka yang mencoba hidup mandiri akan lebih terbangun sikap positif, percaya diri dan ini berpengaruh banyak kelak ketika mereka sudah tamat.
Pertama, Buku. Mahasiswa ideal adalah mahasiswa yang berkawan dengan buku. Sebuah pepatah mengatakan, “sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku.” Ya, dengan buku seseorang dapat menjamah dunia yang jauh secara geografis. Wawasannya akan luas. Kalau ia berkomentar dalam sebuah forum, komentarnya lebih berisi, tidak “lari ke sana ke mari.” Itu karena pemikirannya telah terstruktur, dan logis.
Kedua, Organisasi. Orang sosiologi menyebut manusia sebagai makhluk sosial. Artinya, kehadiran manusia di muka bumi ini tidak bisa dilepaskan dari manusia lainnya. Maka manusia membutuhkan kawan. Organisasi adalah wadah untuk bersosialisasi, atau wadah untuk mengembangkan keterampilan. Para pemimpin di tingkatan yang lebih umumnya aktif dalam organisasi. Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa ini mutlak perlu berorganisasi.
Ketiga, Mandiri. Mau tak mau, semua manusia akan hidup sendiri. Setidaknya akan berpisah dari orang tuanya. Maka mau tak mau ia perlu menumbuhkan sikap mandiri. Program kewirausahaan mahasiswa baik sekali untuk dipraktekkan. Problemnya saat ini banyak aktivis mahasiswa yang malas untuk berusaha. Mereka tidak berjiwa entrepreneur. Lebih suka mencari beasiswa ketimbang berpikir bagaimana memanfaatkan waktu kosongnya untuk mendapatkan laba dari keringatnya sendiri. Mendapatkan beasiswa itu baik, namun jiwa petarung yang siap untuk mandiri juga perlu ditumbuhkan sejak mahasiswa.
Ketiga hal di atas jika dipraktekkan dengan baik, bolehlah kita sebut sebagai “living student” atau mahasiwa yang benar-benar hidup. Atau sebenar-benar mahasiswa. Bagaimana dengan mahasiswa kita saat ini?
HIDUP MAHASISWA !!!
HIDUP RAKYAT !!!

Foto Gambar Wallpaper Lucu Unik Keren













Kata-Kata Mutiara Motivasi Dan Insfirasi


Belajar la dari kesalahan orang lain.
Anda tidak akan hidup cukup lama untuk mengalami kesalahan itu sendiri
Martin Vanbee


Sekira nya hidup hanya untuk berdosa
Maka mati muda solusi nya
Deden Walidin


Dalam setiap keindahan selalu ada mata yang memandang.
Dalam setiap kemenaran selalu ada telinga yang mendengar
dalam setiap kasih selalu ada hati yang menerima
Ivan Panin


Kebijaksanaan bukan hasil sekolah
Tetapi usaha seumur hidup untuk memperoleh nya
Albert Einstein


Ikuti lah naluri anda.
Disana lah kebijaksanaan yang sungguh-sungguh
Mewujudkan diri
Oprah Winfrey


Menaklukan ketakutan
Adalah permulaan kebijaksanaan
Bertrand Russell


Anda tidak akan pernah salah
Selama selalu berpegangan pada kebenaran
Sharon Stone


Ucapan adalah setetes racun
Yang senantiasa membunuh secara perlahan
Deden Walidin


Jadilah indah jika anda bisa
Bijaksanalah jika anda mau
Tetapi bermartabat lah itu penting sekali
Ann Gould


Perjalanan saya tak semudah perjalanan anda
Tetapi perjalanan anda
Terlalu lemah bagi hidup saya
Deden Walidin


Bahkan lebih kotor dari pada sampah
Jika satu kata pun yang keluar atas dasar kemunafikan
Deden Walidin


Belajar berpikir tak hanya mendengar kan
Belajar bertindak tak hanya merencana kan
Deden Walidin

Jumat, 26 Oktober 2012

Mahasiswa Sebagai Agen Of Change


Indonesia terletak pada tempat yang begitu strategis, di antara dua benua dan dua samudra. Oleh karena itu, bangsa ini menjadi letak persimpangan jalur perdagangan dunia. Hampri berbagai orang dari penjuru dunia pernah berkunjung ke Indonesia, oleh karena itu, negeri ini memiliki tempat tersendiri di mata dunia. Dilihat dari kondisi geologisnya pula, negri ini sungguh kaya akan sumber daya alam yang melimpah.  Kepulauan yang membentang dari sabang sampai merauke, menyimpan kekayaan alam baik hayati maupun tambang, tersimpan dibalik lautan lepas.
 Tanah yang subur serta iklim tropis yang menjadikan apa yang tertanam menjadi tumbuh segar. Indonesia dapat dipastikan adalah suatu negeri yang syarat akan kekayaan. Namun, sebuah negeri yang kaya raya pun tak luput dari berbagai pelik masalah, terutama mengingat Indonesia adalah Negara berkembang, Negara yang masih muda ini, dengan penduduk yang begitu padat jelas menjadi suatu tantangan serius untuk dapat mensejahterakan mereka. Para pemimpin Negara yang oleh rakyat kini telah kehilangan rasa percaya seakan hanya menjadikan kursi kekuasaan tak lebih sebagai dapur makmur mereka sendiri. Masyarakat yang semakin hari kian pupus harapan untuk sejahtera. Penduduk yang beraneka ragam budaya, agama, suku kini tak ubahnya seperti tikus dalam kandang harimau. Uang hasil jerih payah rakyatnya, menjadi cemilan segar untuk pemimpin yang berleha-leha. Gadis jelita yang kumuh kotor, kesakitan, dan tersiksa, seperti itulah ibu pertiwi kita. Yang menanti pemuda pemudi brilliant berkobar semangat perubahan.
            Zaman menuntut hari kian lebih baik dari sebelumya, itulah kenapa negeri ini selalu berubah, sayangnya berubah menuju kemunduran moral. Pemuda merupakan tonggak bangsa paling ampuh tajam dan terpercaya. Pemuda yang syarat akan inovasi dan kepekaan sosial adalah asset penting bagi bangsa berkembang. Untuk itulah mahasiswa sebagai agen of change diharapkan mampu untuk membawa perubahan lebih baik bagi Indonesia. Dengan memanfa’atkan kekayaan bangsa dan daya pikir yang tajam serta kritis, mahasiswa dapat dipercaya sebagai agen of change. Mahasiswa adalah intelektual muda, dalam sejarahnya mahasiswa mampu untuk membawa perubahan pada Indonesia dari orde baru ke reformasi. Mahasiswa memiliki gejolak dan semangat luarbiasa membuat mereka berani untuk keluar dari pakem apabila merasa tidak sesuai dengan apa yang mereka anggap benar.
            Dalam kehidupan ini, mahasiswa yang kritis dan peka terhadap lingkungan selalu tanggap dan sadar apabila terjadi gejolak atau perubahan pada masyarakat. Dengan rasa peduli dan sikap sosialisnya, mahasiswapun dapat untuk menjaga kestabilan sosial. Karena mahasiswa nantinya bakal terjun dalam masyarakat tentu keadaan terbarukan akan masyarakat menjadi hal wajib untuk diketahui. Itulah kenapa peranan mahasiswa sangat berpengaruh sebagai pengawas kehidupan masyarakat. Peran mahasiswa sebaga social control tentu tidak main-main, seperti misal apabila dalam suatu kawasan yang masyarakatnya sedang dalam konflik atau dalam gunjang-ganjing persoalan baik intern atau ekstern, dan pada sa’at itu pula mahasiswa terjun langsung dalam kawasan tersebut, secara naluriah, mahasiswa yang notabene memiliki cara pandang objektif dan idealis realistis lebih mudah menyelesaikan suatu konflik daripada masyarakat intern itu sendiri yang mungkin diselimuti ego subjektif masing-masing. Suatu demonstrasi juga merepuakan aksi mahasiswa sebagai bentuk social control apabila dalam pengambilan putusan pemerintahan terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi masyarakat. Tentulah mahasiswa besar kaitannya sebagai social control.
           
            Bagaimanapun bentuk suatu Negara berdaulat pasti terdapat suatu pemerintahan yang absolute. Dalam sebuah system pemerintahan pula terdapat kepemimpinan. Kepemimpinan yang dimaksud tidak hanya meliputi pemimpin, namun juga seluruh jajaran yang ikut didalamnya, baik pusat, daerah, maupun lingkup instansi atau organisasi. Masa bakti suatu kepemimpinan pun ada batasnya. Satu masa kepemimpinan akan diganti oleh yang lain dan lebih muda. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang masih muda dan baru terjun dalam kehidupan. Bibit-bibit muda inilah yang akan memnggantikan suatu kepemimpinan yang telah habis masanya. Mahasiswa jumlahnya ratusan ribu, dan banyak didalamnya memiliki jiwa kepemimpinan. Mahasiswa selalu mengisi dari generasi ke generasi. Melanjutkan apa yang sudah ada untuk terus dijalankan. Ketersediaan pemimpin suatu Negara tergantung dari pemuda-pemudinya. Itulah kenapa mahasiswa berperan sebagai Iron Stock. Pemuda-pemudi yang berkualitas adalah calon pemimpin terbaik yang dimiliki bangsa ini.
            Mahasiswa adalah pemuda-pemudi bangsa dengan berbagai macam keunggulan. Mereka pula yang menjaga kesabilan Negara, membawa inovasi dan perubahan, serta benih pemimpin unggul. Bukti nyata ada dihadapan kita, orde reformasi, demonstrasi positif, serta pemimpin-peminpin muda yang semuanya berkaitan erat dengan mahasiswa. Suatu bangsa yang kaya akan SDA dan SDM namun rapuh didera berbagai permasalahan juga menjadi salah satu tanggung jawab untuk dibenahi oleh mahasiswa sebagai agen of change, social control, dan iron stock. Itulah kenapa peran mahasiswa sangat dibutuhkan bagi Indonesia.
HIDUP MAHASISWA !!! HIDUP RAKYAT !!!

Ada Mahasiswa Yang Mempermalukan Dosen

1
Sebuah Cerita Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-
mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, “ApakahTuhan menciptakan segala
yang ada?”.
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.
“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.
“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan
menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip
kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa
berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”
“Tentu saja,” jawab si Profesor.
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah
sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan
panas. Suhu -46′F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua
partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita
menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas”.
Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”
Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton
untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai
panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap.
Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di
ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan
ketiadaan cahaya.”
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah
kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak
perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda
salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan.
Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia
untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan
kajahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati
manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang
timbul dari ketiadaan cahaya.”
Profesor itu terdiam.




2
Pada suatu hari di kelas permesinan universitas paling terkenal di India terjadi perdebatan

Dosen : Apa yang dimaksud dengan mesin ???

(seluruh kelas terdiam)

A : Mesin adalah benda buatan manusia yang dapat mempermudah pekerjaan manusia , seperti resleting , tanpa resleting apa yang akan terjadi ??
(seluruh kelas tertawa)

Dosen : yang benar !! jawabanmu seperti orang tak berpendidikan saja ! (sentak sang dosen)

(lalu ada mahasiswa yang sangat pintar *sebut saja B mengacungkkan tangannya)

Dosen : ya kau !! (sambil menunjuk ke arah si B)

B : Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang me
ngirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah diseteDosen : benar sekali !! tepuk tangan untuk dia

(seluruh kelas tepuk tangan)

A : tapi pak itu adalah penjabarannya bukan maksudnya pak ??

Dosen : Diam kau !! keluar dari kelas saya ( dengan nada membentak )

A:tapi pak.....

Dosen : keluar !!!

(akhirnya si A pun keluar , tapi bukunya ketinggalan di kelas tadi . Ia pun kembali ke kelas si dosen yang tadi mengusirnya )

Dosen : Kenapa kau kembali lagi ?!!

A : ada sesuatu yang ketinggalan pak ...

Dosen : ketinggalan apa?! (si dosen tampak kesal )

A : kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada benda ini disebut sebuah halaman dan salah satu fungsinya adalah untuk menulis dan mengingat suatu perkara (si A menjawab dengan cepat)

(si dosen kebingungan dan tampak lebih kesal)

Dosen : apa itu ?!

A : Buku.

(seluruh kelas pun tertawa)